Taman Nasional Alas Purwo, 11 Oktober 2024 – Masih dalam rangkaian Kuliah Lapangan, mahasiswa pengelolaan hutan 2023 mengamati dan mempelajari karakteristik dari ekosistem hutan pantai dan ekoton di Taman Nasional Alas Purwo. Salah satu rangkaian kuliah lapangan difokuskan pada pembelajaran mengenai ekoton. Ekoton sendiri merupakan peralihan hutan pantai menuju hutan mangrove hingga ke daratan. Ekoton ditandai dengan keberadaaan Nipah, yang mampu beradaptasi dengan fluktuasi pasang surut, menunjukkan adaptasi unik di zona transisi ini. Jenis tanah pada ekoton merupakan tanah aluvial yang terbentuk dari endapan sedimen. Beberapa spesies yang ditemui di area ini yaitu Nipah (Nypa fruticans), Bintaro (Cerbera manghas), dan Waru laut (Thespesia populnea).
Pembelajaran kuliah lapangan berikutnya berfokus pada pengamatan tipe hutan pantai. Ekosistem hutan pantai memiliki karakteristik lingkungan seperti salinitas tinggi dan angin kencang yang membatasi kemampuan berbagai spesies untuk hidup. Hutan pantai memiliki tipe tanah regosol atau berpasir dengan struktur lepas-lepas dengan menyoroti dua zona yang berbeda yaitu zona pescaprae dan zona barringtonia. Zona pescaprae, berfungsi sebagai garis depan hutan pantai, ditandai dengan spesies seperti Scaevola taccada dan Ipomea pescaprae. Sementara itu, zona barringtonia didominasi oleh tumbuhan berkayu, termasuk beberapa spesies seperti Keben (Barringtonia asiatica), Ketapang (Terminalia cattapa), Nyamplung (Calophyllum inophyllum), dan Waru.
Kedua pengamatan ini memberikan wawasan penting mengenai interaksi dalam ekosistem pesisir dan perbedaan spesies serta kondisi lingkungan yang memengaruhi flora di masing-masing ekosistem. Pengetahuan yang diperoleh dari kuliah lapangan ini sangat penting untuk memahami pengelolaan ekosistem dan upaya konservasi, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang terkait dengan pendidikan dan pengelolaan ekosistem daratan.
Kuliah lapangan ini dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang keanekaragaman hayati dan peran penting hutan pantai dan ekoton dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Pengalaman di hutan pantai dan ekoton tidak hanya memperkaya pengetahuan akademis mahasiswa, tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap pengelolaan lingkungan.
Sebagai kesimpulan, kuliah lapangan tentang ekosistem pantai dan ekoton di Taman Nasional Alas Purwo memberikan pengalaman pendidikan yang tak ternilai, memperkuat pentingnya mengintegrasikan pendidikan dengan kerja lapangan praktis. Inisiatif semacam ini sangat penting untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam membangun masa depan yang berkelanjutan melalui pengelolaan lingkungan yang terinformasi.
Penulis : Reizinta Kanigara