Kegiatan magang voluntary ini merupakan kegiatan pembelajaran dan pengembangan ilmu dalam bidang kehutanan selain yang didapat di bangku perkuliahan Program Studi Diploma III Pengelolaan Hutan. Kegiatan ini inisiatif dari mahasiswa sebagai wadah pengembangan diri yang tidak bersifat wajib dan memberikan banyak dampak positif, diantaranya menjadi menambah ilmu. Pada prinsipnya, magang voluntary ini merupakan kesempatan untuk dapat mencoba menapaki dunia kerja, khususnya di bidang kehutanan. Kegiatan ini dilakukan pada 4 – 20 Januari 2020 di Taman Nasional Way Kambas dengan 5 kegiatan yaitu observasi aktivitas siamang, identifikasi potensi wisata, penamaan di jalur track PLG (Pusat Latihan Gajah), observasi aktivitas gajah, dan kunjungan ke ERU (Elephant Response Unit) Margahayu.
Pada 8 – 10 Januari 2020 peserta magang melakukan observasi aktivitas Siamang di Resirt Way Kanan. Siamang (Sympahalangus syndactylus) merupakan salah satu primata yang memiliki ciri fisik rambut seluruh badannya berwarna hitam serta tidak memiliki ekor. Yang menarik dati Siamang ini ialah suaranya yang kencang dan khas, pergerakan siamang dilakukan berkelompok di atas pohon, ia sangat sensitif terhadap pergerakan, suara atau aroma asing yang dianggapnga mengancam. Selama 3 hari pengamatan Siamang diketahui terdapat 4 kelompok siamang di area pengamatan, populasi Siamang di Resort Way Kanan masih cukup terbukti dengan masih dapat dijumpai beberapa kelompok Siamang. Selain ekosistem yang masih terjaga, di kawasan Resort Way Kanan dapat menyediakan makanan dan habitat untuk Siamang sehingga populasinya tetap lestari.
Kegiatan selanjutnya berada di Pusat Latihan Gajah pada 11 – 15 Januari 2020 dengan agenda identifikasi potensi wisata selama 2 hari yaitu dengan membagi kuisioner kepuasan pengunjung di PLG yang hasilnya banyak pengunjung setuju bahwa pengelolaan wisata di PLG sudah cukup baik. Rata rata tujuan utama pengunjung ialah ingin berinteraksi dengan gajah serta berwisata alam. Untuk mengembangkan potensi wisata yang berkaitan dengan alam, pengelola mulai mengambangkan jungle track yang diharapkan dapat menambah minat kunjungan serta mengedukasi pengunjung terhadap keanekaragaman yang ada di kawasan PLG. Kegiatan peserta magang selanjutnya ialah penanaman jenis pohon di jungle track yang bertujuan agar menambah wawasan bagi pengunjung terhadap keanekaragaman flora yang ada.
Jenis pohon yang terdapat di areal jungle track antara lain Laban (Vitex pubescens), Berasan (Tarennoidea wallichii), Johar (Cassia siamea), Tikusan (Clausena excavate). Selain nama-nama pohon, di jungle track PLG terdapat spot-spot foto menarik dengan berbagai slogan serta suguhan pemandangan alam seperti danau yang indah tentunya akan dapat menarik pengunjung. Kegiatan di PLG yang terkahir ialah melakukan observasi aktivitas gajah jinak selama 2 hari. Gajah jinak yang berada di PLG berjumlah 64 ekor, termasuk yang berada di ERU. Fokus kegiatan berada pada perbedaan aktivitas antara gajah dewasa betina, gajah dewasa jantan, dan anakan. Secara umum rutinitas ketiganya sama, yaitu pagi diambil oleh mahoutnya untuk mandi kemudian dibawa ke tempat penggembalaan untuk makan dan pada sore hari diambil kembali untuk mandi dan dikembalikan ke kandangnya. Sedikit perbedaan perlakuan ialah pada gajah jantan dewasa dikandangkan sendiri bersama gajah jantan dewasa lain, sedangkan gajah anakan dikandangkan bersama dengan gajah betina dewasa, serta dalam memandikan gajah dewasa biasanya dilakukan pada kolam pemandian sedangkan untuk anakan dimandikan dengan cara disemprot menggunakan air selang. Untuk perilakunya, hal yang membedakan ialah pada gajah jantan terjadi siklus musth. Siklus musth ini ditandai dengan perubahan sifat gajah yang menjadi lebih agresif, temperamental dan menyerang. Siklus ini disebabkan karena meningkatnya hormon memasuki masa kawin, siklus ini terjadi setiap tahunnya dengan jangka waktu yang berbeda-beda pada masing-masing individu gajah.
Pada tanggal 16 Januari 2020 dilakukan kunjungan di ERU Margahayu. ERU merupakan camp yang dibentuk dengan tujuan memanfaatkan gajah jinak untuk membantu menghadapi dan mencegah konflik antara gajah liar dengan masyarakat, mengamankan kawasan Taman Nasional, serta breeding. Gajah di ERU Margahayu berasal dari PLG yang berjumlah 6 ekor yakni Toni, Rendi, Amel, Heli, Daeng, dan Cuni yang merupakan gajah jinak yang ditujukan untuk patroli dan mengevakuasi gajah liar. Perawatan gajah di ERU kurang lebih sama dengan yang dilakukan di PLG, yaitu setiap paginya dimandikan, digembalakan dan sore diambil kembali untuk mandi dan beristirahat di kandang. Kegiatan yang berbeda antara ERU dan PLG ini ialah jika di PLG gajah jinak dilatih untuk tujuan wisata menghibur pengunjung, sedangkan di ERU gajah dilatih untuk menangani konflik dengan gajah liar, gajah-gajah di ERU rutin melakukan patroli di sekitar kawasan Taman Nasional. Penutupan kegiatan magang voluntary ini dilakukan di Balai Taman Nasionnal Way Kambas, pada 17 Januari 2020. Pada acara tersebut peserta melaksanakan presentasi hasil kegiatan magang dengan melaporkan kegiatan yang telah dilakukan selama magang.