• id_IDIndonesian
  • en_USEnglish
Universitas Gadjah Mada Bachelor of Applied Forest Management
Department of Bioresources Technology and Veterinary
Vocational College
Gadjah Mada University
  • PROFILE
    • HISTORY
    • VISSION AND MISSION
    • HUMAN RESOURCES
  • ACADEMIC
    • GRADUATE PROFILE
    • CURRICULUM
    • LIST OF COURSES
  • RESEARCH & SERVICE
    • RESEARCH
    • COMMUNITY SERVICE
    • COLLABORATION
  • STUDENTS
    • FORKOMMADIKA
    • MAPALGA
    • COMMUNITY
  • Home
  • BERITA TERBARU
  • Bincang Ornitologi Indonesia oleh Dr. Sebastianus Van Balen

Bincang Ornitologi Indonesia oleh Dr. Sebastianus Van Balen

  • BERITA TERBARU
  • 26 September 2024, 15.52
  • Oleh: admin
  • 0

Lokasi: Sekolah Vokasi – Universitas Gadjah Mada

Waktu: Rabu, 25 September 2024 pukul 13.00 WIB

Gambar 1. Sesi Pembukaan Bincang Ornitologi

Pada tanggal 25 September 2024, Endemic Indonesia dan Kanopi Indonesia Indonesia bekerja sama dengan Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ) mengadakan edisi keempat dari seri Ngopi Pahis (#NgobrolPintarPalingHits) yang berjudul “Bincang Ornitologi Indonesia.” Acara sukses ini dilaksanakan di Gedung Soeparwi, Sekolah Vokasi UGM. Sorotan acara ini adalah presentasi dari Dr. Sebastianus Van Balen, seorang pakar ornitologi dan penulis terkenal, yang berbagi wawasan menarik tentang dunia burung.

Gambar 2. Pematerian ornitologi oleh Dr. Sebastianus van Balen

Seminar ini berfokus pada ornitologi di Pulau Jawa, membahas penurunan yang mengkhawatirkan dari spesies burung seperti Sunda Pied Fantail, Black Drongo, dan Java Sparrow. Dr. Sebastianus Van Balen yang akrab disapa Pak Bas, juga membahas fenomena yang dikenal sebagai Shifting Baseline Syndrome (SBS), di mana manusia cenderung menerima ekosistem yang terdegradasi sebagai kondisi normal yang baru. Ia menekankan pentingnya berbagai lanskap, termasuk rawa, semak, dan mangrove, bagi populasi burung, serta menyajikan data sejarah yang menunjukkan penurunan drastis dari spesies yang dulunya melimpah.

Selama sesi diskusi, Pak Bas mendorong generasi muda untuk berkontribusi pada upaya pelestarian burung. Ia menekankan bahwa tidak cukup hanya mendokumentasikan apa yang diamati saat pengamatan burung; para anak muda juga harus memperhatikan perilaku burung, vokalisasi, dan aspek lain dari ekologi mereka. Ia menyoroti pentingnya menyajikan temuan observasi dengan cara yang dapat diakses dan dipahami oleh masyarakat umum.

Gambar 3. Beni Kusmanto (ketua PPBJ) dan Dr. Sebastianus van Balen beserta istrinya

Beni Kusmanto selaku mahasiswa Pengelolaan Hutan 2021 sekaligus ketua PPBJ, memperkuat ide bahwa acara ini berfungsi sebagai wadah bagi siapapun untuk belajar dan menyalurkan minat mereka dalam konservasi, khususnya dalam ornitologi. Ia mendorong sesama mahasiswa pengelolaan hutan yang memiliki minat pada burung dan konservasi untuk mencari peluang belajar di luar kelas. Beni menekankan pentingnya memanfaatkan waktu  untuk mengeksplorasi pengetahuan baru, karena ada banyak platform yang tersedia untuk mendukung pengembangan diri.

Format hybrid dari acara ini memungkinkan lebih dari 30 peserta untuk bergabung baik secara langsung di Gedung Soeparwi maupun melalui Zoom. Pendekatan inklusif ini memastikan bahwa audiens yang beragam dapat terlibat dengan topik konservasi burung, yang terkait erat dengan isu-isu yang lebih luas seperti perubahan iklim, biodiversitas, dan kesehatan ekosistem.

Presentasi Pak Bas tidak hanya informatif tetapi juga menginspirasi, saat ia berbagi anekdot pribadi dari pekerjaan lapangannya yang luas. Ia menggambarkan keindahan keragaman burung di Jawa dan kebutuhan mendesak untuk upaya konservasi guna melindungi spesies-spesies ini dari kepunahan. Semangatnya untuk ornitologi bergema di antara audiens, memicu diskusi tentang peran individu dalam menjaga lingkungan.

Gambar 4. Sesi foto bersama

Acara ini juga berfungsi sebagai pengingat akan keterkaitan semua makhluk hidup dan ekosistem yang mereka huni. Seiring dengan perubahan iklim yang terus mengancam habitat, pelestarian burung dan lingkungan mereka menjadi semakin penting. Wawasan Pak Bas menyoroti perlunya tindakan kolektif untuk mengatasi tantangan ini dan melestarikan biodiversitas untuk generasi mendatang.

Sebagai kesimpulan, Bincang Ornitologi Indonesia oleh Dr. Sebastianus Van Balen adalah acara penting yang menyatukan mahasiswa, penggemar, dan ahli di bidang ornitologi. Acara ini menekankan pentingnya pendidikan, kesadaran, dan partisipasi aktif dalam upaya konservasi. Saat dunia menghadapi tantangan lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya, acara seperti ini memainkan peran penting dalam membangun budaya konservasi dan tanggung jawab di kalangan generasi muda.

Penulis: Alifio Hammam

Tags : Vokasi UGM, SDGs poin ke-13, SDGs poin ke-15, PPBJ, Kanopi Indonesia, Endemic Indonesia

Tags: Endemic Indonesia Kanopi Indonesia PPBJ SDGs 13 Penanganan Perubahan Iklim SDGs 15 Menjaga Ekosistem Darat Vokasi UGM

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Recent Posts

  • Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Potensi Hutan Rakyat di KTH Ngudi Lestari, Desa Wukirsari Cangkringan
  • Informasi Lowongan Kerja di PT Ekosistem Khatulistiwa Lestari
  • Prodi STrPH Jalin Kerja Sama Strategis dengan Dinas Kehutanan Jawa Barat
  • Pendampingan Sertifikasi FSC di KTH Wana Bumi Lestari Kabupaten Kulon Progo
  • Pengelolaan Hutan Lestari Melalui Penanaman Kopi Di Hutan Kemasyarakatan Menggerejo, Kabupaten Kulon Progo
Universitas Gadjah Mada

BACHELOR OF APPLIED FOREST MANAGEMENT

DEPARTMENT OF BIORESOURCES AND VETERINARY

VOCATIONAL COLLEGE GADJAH MADA UNIVERSITY

Jl. Yacaranda, Gedung Sekip Unit 2 Lt,1

Depok Sleman Yogyakarta, Indonesia 55281

 (0274)551752

 (0274)551752

 pengelolaanhutan-sv@ugm.ac.id

  • Instagram
  • YouTube

© 2025 Universitas Gadjah Mada

PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju