Kulon Progo, 14 September 2024 – Dalam upaya memperkuat sinergi antara mahasiswa dan dosen, Program Studi Sarjana Terapan Pengelolaan Hutan (STrPH) Universitas Gadjah Mada (UGM) melibatkan mahasiswa secara aktif dalam penelitian potensi jasa lingkungan di kawasan hutan lindung dengan skema perhutanan sosial di Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini tidak hanya bertujuan menghasilkan data ilmiah yang relevan, tetapi juga memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berperan langsung dalam setiap tahap penelitian, dari perencanaan hingga implementasi di lapangan.
SDGs poin ke-15
Lokasi: Taman Nasional Karimunjawa
Tanggal: Juli 2024
Jepara, Juli 2024 — Sebanyak 12 mahasiswa dari Program Studi Pengelolaan Hutan UGM angkatan 2023 mengikuti magang mandiri di Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ), Jawa Tengah, selama periode 1-21 Juli 2024. Program magang ini dirancang untuk memperluas pemahaman mereka tentang ekosistem hutan, flora, fauna, dan pengelolaan kawasan konservasi.
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah patroli darat di hutan hujan tropis dataran rendah SPTN II Karimunjawa di Resort Legon Lele. Bersama dengan polisi hutan, tim magang memeriksa titik-titik pal batas dan mengawasi potensi kegiatan ilegal yang dapat merusak hutan. Mahasiswa juga mengunjungi Penetasan Semi Alami Penyu (PSA) untuk mempelajari upaya pelestarian penyu melalui penciptaan habitat yang menyerupai lingkungan alaminya. Kegiatan ini berkontribusi pada SDG 14 (Ekosistem Lautan), karena PSA berperan penting dalam meningkatkan populasi penyu yang terancam punah, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem laut di sekitar Karimunjawa.
Lokasi: Taman Nasional Gunung Merapi
Tanggal: Juli 2024
Pada bulan Juli 2024, 21 mahasiswa Pengelolaan Hutan angkatan 2023 melakukan magang mandiri di Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Inisiatif ini berlangsung dari 1 hingga 21 Juli, bertujuan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang konservasi ekosistem gunung dan kontribusi mereka terhadap lingkungan serta masyarakat sekitar. Para mahasiswa dibagi menjadi dua tim, masing-masing ditugaskan di lokasi yang berbeda dalam taman nasional.
Tim pertama, yang terdiri dari sembilan mahasiswa, ditempatkan di SPTN I (Resort Pakem-Turi dan Cangkringan), sementara tim kedua, yang berjumlah dua belas mahasiswa, bekerja di SPTN II (Resort Musuk-Cepogo dan Selo, Boyolali). Kegiatan mereka mencakup berbagai aspek konservasi, termasuk pengamatan flora dan fauna, analisis sumber daya air, serta pengembangan potensi ekowisata.