Pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm) memiliki peran krusial dalam menyejahterakan masyarakat sekitar hutan. Melalui skema perhutanan sosial, masyarakat diberikan kesempatan untuk mengelola hutan secara mandiri, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan memperbaiki kualitas hidup. Namun, pengelolaan hutan tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, melainkan juga pada aspek lingkungan. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah potensi hutan dalam menyerap karbon, yang berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim.
SDGs poin ke-4
Dalam rangka mendukung pengelolaan hutan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat, tim dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Pengelolaan Hutan melaksanakan penelitian untuk mengidentifikasi potensi usaha jasa lingkungan berbasis hutan pada skema Perhutanan Sosial yang didasarkan pada persepsi masyarakat. Penelitian ini dilakukan di tiga Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (KTHKm) yang mengelola kawasan hutan lindung di Kabupaten Kulon Progo, yakni KTHKm Mandiri, KTHKm Sukomakmur, dan KTHKm Menggerejo di Desa Hargowilis, Kapanewon Kokap.
Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner – Yogyakarta, Denni Susanto, S.Hut., M.Sc., Ph.D., Dosen Program Studi Sarjana Terapan Pengelolaan Hutan, Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner (DTHV), Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada telah berhasil meraih gelar doktor dengan mempertahankan disertasi berjudul : Roles of traditional ecological knowledge on edelweiss conservation in Bromo Tengger Semeru National Park, Indonesia.
Gelar Ph.D tersebut berhasil ditempuh selama 6 semester (3 tahun) sejak Oktober 2021 hingga September 2024 pada bidang ilmu Protected Area Management dari Department Tourism Science, Tokyo Metropolitan University, Jepang. Dalam penelitiannya, Denni berhasil menunjukkan bahwa traditional ecological knowledge (TEK) masyarakat desa penyangga/ desa yang berbatasan langsung dengan taman nasional berperan penting dalam mendukung upaya konservasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Pengetahuan lokal yang dimiliki Masyarakat Tengger saat ini masih terjaga dengan baik. Kedekatan Masyarakat Tengger dengan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) secara historis dan budaya membuat masyarakat memiliki pengetahuan ekologi yang tinggi terkait taman nasional maupun edelweiss.
Lokasi: Yogyakarta
Waktu: 19 Oktober 2024
Pada tanggal 19 Oktober 2024, dua alumni dari program Pengelolaan Hutan Universitas Gadjah Mada (UGM) diakui atas presentasi luar biasa mereka di dua seminar nasional yang diadakan di Yogyakarta. Acara ini menyoroti pentingnya diseminasi penelitian yang dilakukan selama studi mereka, menunjukkan potensi dampak temuan mereka terhadap praktik kehutanan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
Heni Erawati, salah satu penerima penghargaan, meraih Best Presenter di kategori Agro 2 pada Seminar Nasional Teknologi Terapan 2024 yang diselenggarakan oleh Sekolah Vokasi UGM. Penelitiannya berfokus pada “Strategi Implementasi Sertifikasi Forest Stewardship Council Chain of Custody (FSC-COC) di Koperasi Wana Manunggal Lestari Gunungkidul.” Temuan Heni mengungkapkan bahwa implementasi sertifikasi FSC-COC dipengaruhi oleh faktor pendorong dan penghambat.
Faktor pendorong yang diidentifikasi dalam penelitian Heni meliputi lokasi strategis koperasi, sarana dan prasarana yang mendukung, kapasitas produksi yang tinggi, ketersediaan bahan baku bersertifikasi FSC, pangsa pasar yang luas, dan harga produk yang tinggi. Sebaliknya, faktor penghambat terdiri dari rendahnya sumber daya manusia, mutu bahan baku yang buruk, sortasi kayu yang belum optimal, biaya pemeliharaan mesin yang tinggi, dan kurangnya pemanfaatan teknologi. Temuan ini berkorelasi dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terkait ekosistem daratan, menekankan pentingnya keberlanjutan hutan.
Sementara itu, dua hari sebelumnya, yaitu 17 Oktober 2024, Dinda Septia Cahyani mempresentasikan penelitiannya di Seminar Nasional Research Update 2024 Fakultas Kehutanan UGM. Pada kesempatan ini Dinda juga memperoleh penghargaan best presenter. Judul yang diangkat adalah “Strategi Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial pada Kelompok Tani Hutan Wana Mertha Kesatuan Pengelolaan Hutan Bali Barat.” Penelitian Dinda mengusulkan strategi yang mencakup pembuatan paket wisata yang berkolaborasi dengan tiga KUPS (Kelompok Usaha Perhutanan Sosial) lain dan bermitra dengan agen wisata untuk memaksimalkan promosi ke pasar yang lebih luas.
Karya Dinda selaras dengan SDGs yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, menyoroti potensi perhutanan sosial untuk meningkatkan ekonomi lokal dan menyediakan mata pencaharian yang berkelanjutan. Pendekatan inovatifnya bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal sambil memastikan konservasi sumber daya hutan.
Baik Heni maupun Dinda dibimbing oleh Bapak Wiyono, S.Hut., M.Si., dosen program Pengelolaan Hutan di UGM. Bapak Wiyono mengungkapkan apresiasinya terhadap kerja keras dan dedikasi mereka. Ia menggambarkan Heni sebagai “mahasiswa bimbingan yang cerdas dan responsif,” mengakui kemampuannya untuk memahami konsep-konsep kompleks dan menerapkannya secara efektif dalam penelitiannya.
Mengenai Dinda, Bapak Wiyono memuji dia sebagai “mahasiswa yang tekun dan pekerja keras,” mengakui komitmennya terhadap studi dan tekadnya untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat melalui penelitiannya. Bimbingannya telah memainkan peran penting dalam membimbing kedua mahasiswa ini untuk mencapai tujuan akademis dan profesional mereka.
Pengakuan terhadap Heni dan Dinda di seminar nasional ini tidak hanya mencerminkan pencapaian individu mereka tetapi juga menekankan pentingnya penelitian di bidang pengelolaan hutan. Karya mereka berkontribusi pada diskursus yang lebih luas tentang pembangunan berkelanjutan, terutama dalam konteks sumber daya ekonomi dan deforestasi.
Seiring dunia menghadapi tantangan yang semakin meningkat terkait keberlanjutan lingkungan, kontribusi peneliti muda seperti Heni dan Dinda sangat penting. Strategi dan temuan inovatif mereka dapat menjadi dasar bagi inisiatif masa depan yang bertujuan untuk mempromosikan praktik kehutanan berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Taman Nasional Alas Purwo, 11 Oktober 2024 – Masih dalam rangkaian Kuliah Lapangan, mahasiswa pengelolaan hutan 2023 mengamati dan mempelajari karakteristik dari ekosistem hutan pantai dan ekoton di Taman Nasional Alas Purwo. Salah satu rangkaian kuliah lapangan difokuskan pada pembelajaran mengenai ekoton. Ekoton sendiri merupakan peralihan hutan pantai menuju hutan mangrove hingga ke daratan. Ekoton ditandai dengan keberadaaan Nipah, yang mampu beradaptasi dengan fluktuasi pasang surut, menunjukkan adaptasi unik di zona transisi ini. Jenis tanah pada ekoton merupakan tanah aluvial yang terbentuk dari endapan sedimen. Beberapa spesies yang ditemui di area ini yaitu Nipah (Nypa fruticans), Bintaro (Cerbera manghas), dan Waru laut (Thespesia populnea).
Banyuwangi, 9 Oktober 2024 – Mahasiswa Sarjana Terapan Pengelolaan Hutan angkatan 2023 Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan kuliah lapangan yang bertujuan untuk mengenal ekosistem hutan, dengan fokus pada ekosistem mangrove di Jati Papak, Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi. Kegiatan ini dilakukan di bawah bimbingan dosen dan tenaga pendidik untuk mengeksplorasi karakteristik unik dan pentingnya hutan mangrove yang terletak di antara daratan dan laut, serta dipengaruhi oleh pergerakan pasang surut.
Banyuwangi, 8 Oktober 2024 – Mahasiswa dari program Pengelolaan Hutan angkatan 2023 Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan kuliah lapangan di Erek – Erek Geoforest Banyuwangi untuk menganalisis dan mengidentifikasi karakteristik tipe hutan pegunungan rendah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang ekosistem hutan dan pentingnya dalam pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan lapangan ini merupakan bagian dari kurikulum yang berfokus pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam bidang pendidikan dan pelestarian ekosistem daratan. Mahasiswa didampingi oleh dosen dan tenaga pendidik, yang memberikan wawasan mengenai pentingnya ekosistem hutan pegunungan rendah dan faktor-faktor pembatasnya.
Pada 5 Oktober 2024, Program Studi Pengelolaan Hutan (PH) dari Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner (DTHV) mencatatkan prestasi gemilang di Pekan Olahraga Vokasi & Vocational Art Festival 2024 (POVVAF 2024). Acara tahunan yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Vokasi (BEM SV UGM) ini mengumpulkan mahasiswa dari berbagai departemen untuk berkompetisi dalam cabang atletik, e-sport, seni, dan ilmu terapan, untuk menunjukkan beragam bakat dan minat mereka.
Pada cabang olahraga Prodi Pengelolaan Hutan menunjukkan keunggulan dengan memenangkan perlombaan dalam cabang atletik, tenis meja, dan bulutangkis. Selain itu, mereka juga unggul dalam kategori seni dengan memenangkan juara pertama dalam kompetisi band, tari tradisional, dan modern.
Yogyakarta, 1 Oktober 2024 – Forum Komunikasi Mahasiswa Diploma Kehutanan (Forkommadika) UGM menyelenggarakan KREASI-Muda (Kreativitas Generasi Muda), kompetisi inovasi terapan di bidang kehutanan dan lingkungan. Kompetisi ini diadakan untuk pelajar SMA/SMK/MA sederajat se-Indonesia dengan mengusung tema “Hutan dan Harapan: Karya Muda untuk Pengelolaan Hutan Berkelanjutan.” Ajang ini bertujuan mendorong generasi muda untuk berperan aktif dalam mencari solusi kreatif terhadap tantangan di sektor kehutanan dan lingkungan.
Yogyakarta, Januari 2024 – Sebagai langkah proaktif dalam upaya pelestarian lingkungan, tiga mahasiswa Program Studi Pengelolaan Hutan UGM, Sinta, Nasya, dan Erika, terlibat dalam program magang di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta. Magang ini tidak hanya memperdalam pemahaman mereka tentang pengelolaan hutan di Daerah Istimewa Yogyakarta, tetapi juga mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam praktik langsung di kawasan Suaka Margasatwa Sermo, Kulon Progo.