Pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm) memiliki peran krusial dalam menyejahterakan masyarakat sekitar hutan. Melalui skema perhutanan sosial, masyarakat diberikan kesempatan untuk mengelola hutan secara mandiri, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan memperbaiki kualitas hidup. Namun, pengelolaan hutan tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, melainkan juga pada aspek lingkungan. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah potensi hutan dalam menyerap karbon, yang berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim.
SDGs poin ke-8
Kepuharjo, Sleman – Desa Wisata Batur Berdikari, atau Dewi Batari, yang terletak di Dusun Batur, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, kini menjadi contoh sukses kolaborasi antara Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada dan masyarakat lokal dalam mengembangkan desa wisata yang mandiri dan berkelanjutan berbasis kosnervasi keaneakragaman hayati dan budaya lokal.
Ketua tim pelaksana kegiatan, Prasetyo Nugroho, megungkapkan bahwa Dewi Batari di Kepuharjo memiliki keunikan daya tarik wisata yaitu berfokus pada konservasi keanekaragaman hayati anggrek nusantara dan pelestarian budaya lokal, menghadirkan pengalaman wisata edukatif yang berkelanjutan. Kekhasan dan keunikannya yang diharapkan mampu menjadi modal kuat bagi masyarakat untuk mengembangan wisata yang berkelanjutan.
Dalam rangka mendukung pengelolaan hutan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat, tim dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Pengelolaan Hutan melaksanakan penelitian untuk mengidentifikasi potensi usaha jasa lingkungan berbasis hutan pada skema Perhutanan Sosial yang didasarkan pada persepsi masyarakat. Penelitian ini dilakukan di tiga Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (KTHKm) yang mengelola kawasan hutan lindung di Kabupaten Kulon Progo, yakni KTHKm Mandiri, KTHKm Sukomakmur, dan KTHKm Menggerejo di Desa Hargowilis, Kapanewon Kokap.
Lokasi: Taman Nasional Karimunjawa
Tanggal: Juli 2024
Jepara, Juli 2024 — Sebanyak 12 mahasiswa dari Program Studi Pengelolaan Hutan UGM angkatan 2023 mengikuti magang mandiri di Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ), Jawa Tengah, selama periode 1-21 Juli 2024. Program magang ini dirancang untuk memperluas pemahaman mereka tentang ekosistem hutan, flora, fauna, dan pengelolaan kawasan konservasi.
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah patroli darat di hutan hujan tropis dataran rendah SPTN II Karimunjawa di Resort Legon Lele. Bersama dengan polisi hutan, tim magang memeriksa titik-titik pal batas dan mengawasi potensi kegiatan ilegal yang dapat merusak hutan. Mahasiswa juga mengunjungi Penetasan Semi Alami Penyu (PSA) untuk mempelajari upaya pelestarian penyu melalui penciptaan habitat yang menyerupai lingkungan alaminya. Kegiatan ini berkontribusi pada SDG 14 (Ekosistem Lautan), karena PSA berperan penting dalam meningkatkan populasi penyu yang terancam punah, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem laut di sekitar Karimunjawa.