Tulungagung — Program Perhutanan Sosial melalui skema Hutan Kemasyarakatan (HKm) di KTH Argo Makmur Lestari menjadi bukti bahwa pengelolaan hutan berbasis masyarakat mampu mendukung pencapaian SDGs, khususnya tujuan 10 (Mengurangi Ketimpangan), 12 (Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan), dan 13 (Penanganan Perubahan Iklim). Dengan izin kelola selama 35 tahun, petani memiliki kepastian hukum untuk mengelola lahan secara mandiri. Hal ini mendorong munculnya “tanaman pensiun” seperti durian dan cengkeh, yang tidak hanya menjamin pendapatan jangka panjang tetapi juga menarik generasi muda untuk terlibat dalam pertanian berkelanjutan.
SDGs poin ke-13
Kulon Progo, 24–26 Oktober 2025 — Upaya membangun sinergi antara dunia akademik dan masyarakat sekitar hutan terus digalakkan. Kegiatan bertema “Sinergi Akademisi dengan Masyarakat Sekitar Hutan” telah sukses dilaksanakan di Kelompok Tani Hutan (KTH) Sukomakmur dan KTH Rukun Makaryo, Desa Sendangsari, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, 24–26 Oktober 2025, ini diikuti oleh dosen, mahasiswa, serta Masyarakat Desa Sendangsari, Kulon Progo. Berbagai aktivitas telah direncanakan sebelumnya, seperti musyawarah bersama masyarakat, dilanjutkan dengan pengukuran diameter dan pendugaan tinggi pohon, serta mengidentifikasi jenis pohon dan potensi hutan oleh mahasiswa secara langsung di lapangan.
Kulon Progo, 30 Juli 2025 — Upaya penguatan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan hutan berkelanjutan terus dilakukan. Salah satunya melalui kegiatan diskusi dan wawancara bertema “Multi Usaha Kehutanan untuk Masyarakat Desa Hutan” yang dilaksanakan di kantor RPH Sermo, Daerah Istimewa Yogyakarta dan dilanjutkan dengan kunjungan ke beberapa Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (KTHKm) setempat. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan penelitian oleh dosen Program Studi Pengelolaan Hutan, Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner dari Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada dengan judul “Model Multi Usaha Kehutanan dalam Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat di Kabupaten Kulon Progo”.
Sleman, 5 Januari 2025 – Mahasiswa Pencinta Alam Program Studi Pengelolaan Hutan, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada (MAPALGA UGM) bekerja sama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Ngudi Lestari mengadakan pelatihan budidaya dan pengelolaan potensi hutan rakyat di Dusun Gondang Pusung, Desa Wukirsari, Cangkringan, Kabupaten Sleman.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program PFmuda yang diselenggarakan oleh Pertamina Foundation. Program PFmuda sendiri merupakan wadah bagi anak muda Indonesia untuk berinovasi dalam menyelesaikan berbagai isu sosial di lingkungan mereka. Proyek ini termasuk dalam kategori Sociopreneur, sebuah kegiatan sosial yang telah berjalan selama lebih dari satu tahun dan berfokus pada pemberdayaan ekonomi berbasis sosial.
Agus Ngadianto, S.Hut., M.Sc., Ph.D., seorang akademisi dan peneliti, telah melakukan penelitian berjudul “Evaluasi Karakteristik Bambu Petung (Dendrocalamus asper Back.) sebagai Green Material Konstruksi”. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang dikenal memiliki kekayaan sumber daya bambu melimpah. Fokus penelitian adalah mengkaji potensi bambu petung sebagai material konstruksi ramah lingkungan, baik dari sisi kekuatan mekanis, sifat fisik, maupun keberlanjutan ekologisnya.
Pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm) memiliki peran krusial dalam menyejahterakan masyarakat sekitar hutan. Melalui skema perhutanan sosial, masyarakat diberikan kesempatan untuk mengelola hutan secara mandiri, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan memperbaiki kualitas hidup. Namun, pengelolaan hutan tidak hanya berfokus pada aspek ekonomi, melainkan juga pada aspek lingkungan. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah potensi hutan dalam menyerap karbon, yang berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim.
Dalam rangka mendukung pengelolaan hutan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat, tim dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Pengelolaan Hutan melaksanakan penelitian untuk mengidentifikasi potensi usaha jasa lingkungan berbasis hutan pada skema Perhutanan Sosial yang didasarkan pada persepsi masyarakat. Penelitian ini dilakukan di tiga Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (KTHKm) yang mengelola kawasan hutan lindung di Kabupaten Kulon Progo, yakni KTHKm Mandiri, KTHKm Sukomakmur, dan KTHKm Menggerejo di Desa Hargowilis, Kapanewon Kokap.
Taman Nasional Alas Purwo, 11 Oktober 2024 – Masih dalam rangkaian Kuliah Lapangan, mahasiswa pengelolaan hutan 2023 mengamati dan mempelajari karakteristik dari ekosistem hutan pantai dan ekoton di Taman Nasional Alas Purwo. Salah satu rangkaian kuliah lapangan difokuskan pada pembelajaran mengenai ekoton. Ekoton sendiri merupakan peralihan hutan pantai menuju hutan mangrove hingga ke daratan. Ekoton ditandai dengan keberadaaan Nipah, yang mampu beradaptasi dengan fluktuasi pasang surut, menunjukkan adaptasi unik di zona transisi ini. Jenis tanah pada ekoton merupakan tanah aluvial yang terbentuk dari endapan sedimen. Beberapa spesies yang ditemui di area ini yaitu Nipah (Nypa fruticans), Bintaro (Cerbera manghas), dan Waru laut (Thespesia populnea).
Yogyakarta, Januari 2024 – Sebagai langkah proaktif dalam upaya pelestarian lingkungan, tiga mahasiswa Program Studi Pengelolaan Hutan UGM, Sinta, Nasya, dan Erika, terlibat dalam program magang di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta. Magang ini tidak hanya memperdalam pemahaman mereka tentang pengelolaan hutan di Daerah Istimewa Yogyakarta, tetapi juga mendorong mereka untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam praktik langsung di kawasan Suaka Margasatwa Sermo, Kulon Progo.
Kulon Progo, 14 September 2024 – Dalam upaya memperkuat sinergi antara mahasiswa dan dosen, Program Studi Sarjana Terapan Pengelolaan Hutan (STrPH) Universitas Gadjah Mada (UGM) melibatkan mahasiswa secara aktif dalam penelitian potensi jasa lingkungan di kawasan hutan lindung dengan skema perhutanan sosial di Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini tidak hanya bertujuan menghasilkan data ilmiah yang relevan, tetapi juga memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berperan langsung dalam setiap tahap penelitian, dari perencanaan hingga implementasi di lapangan.