Lokasi: Taman Nasional Gunung Merapi
Tanggal: Juli 2024
Pada bulan Juli 2024, 21 mahasiswa Pengelolaan Hutan angkatan 2023 melakukan magang mandiri di Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Inisiatif ini berlangsung dari 1 hingga 21 Juli, bertujuan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang konservasi ekosistem gunung dan kontribusi mereka terhadap lingkungan serta masyarakat sekitar. Para mahasiswa dibagi menjadi dua tim, masing-masing ditugaskan di lokasi yang berbeda dalam taman nasional.
Tim pertama, yang terdiri dari sembilan mahasiswa, ditempatkan di SPTN I (Resort Pakem-Turi dan Cangkringan), sementara tim kedua, yang berjumlah dua belas mahasiswa, bekerja di SPTN II (Resort Musuk-Cepogo dan Selo, Boyolali). Kegiatan mereka mencakup berbagai aspek konservasi, termasuk pengamatan flora dan fauna, analisis sumber daya air, serta pengembangan potensi ekowisata.
Pada 6 Juli 2024, tim di Resort Selo berpartisipasi dalam acara peringatan 1 Suro di Kecamatan Selo, Boyolali. Sebagai pramuwicara, mereka menyoroti peran TNGM dalam menjaga kelestarian ekosistem melalui pameran yang menekankan pentingnya konservasi. Sementara itu, tim di Resort Musuk-Cepogo merayakan acara Kenduren 1 Suro di Dukuh Sudimoro, sebagai ungkapan syukur atas berkah yang diberikan oleh alam.
Tim Musuk-Cepogo melakukan pengamatan terhadap flora dan fauna khas Gunung Merapi. Beberapa spesies penting yang ditemukan antara lain Kantong Semar (Nepenthes gymnamphora), Anggrek (Vanda tricolor), serta berbagai fauna seperti Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) dan Elang Jawa (Nisaetus bartelsi). Mahasiswa juga melakukan kegiatan penanaman di Persemaian Resort Musuk-Cepogo dengan bibit yang diperoleh melalui perbanyakan generatif dan vegetatif. Jenis tanaman yang ditanam termasuk Pasang, Tesek, Dadap Duri, dan Mahoni, yang berperan penting dalam menjaga kesuburan tanah dan keseimbangan ekosistem. Mereka juga melakukan analisis sumber daya air di Embung Musuk dan Embung Tirto Wening untuk mengevaluasi kualitas air sebagai bagian dari upaya menjaga sumber daya alam.
Tim magang juga mengeksplorasi potensi ekowisata di TNGM dengan mengunjungi kedai-kedai kopi lokal seperti Kopi Lencoh, Kopi Stabelan, dan Kedai Kopi Gumuk. Inisiatif ini bertujuan untuk mengembangkan komunitas lokal dengan memperkuat perekonomian berbasis lingkungan yang berkelanjutan. Pelibatan petani setempat dalam pengelolaan kopi, ekowisata ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat.
Di Resort Cangkringan, para mahasiswa bekerja sama dengan FPL PALEM untuk mengadakan sosialisasi terkait produk bioprospeksi yang berbasis di TNGM. Mereka juga mengadakan sosialisasi pengembangan ekowisata kepada Kelompok Tani Hutan Kaltari, yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi ekowisata serta cara menjaga kelestarian lingkungan.
Sebagai bagian dari upaya mendukung keberlanjutan, tim magang di Resort Selo juga berkunjung ke Desa Samiran yang mengembangkan sumber energi terbarukan biogas. Teknologi ini dipromosikan sebagai alternatif penggunaan kayu bakar, dengan tujuan mengurangi tekanan terhadap sumber daya hutan.
Seluruh kegiatan magang ini mendukung pencapaian beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 15 (Kehidupan di Darat) yang berfokus pada konservasi ekosistem darat, dan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan). Melalui peran aktif dalam menjaga keanekaragaman hayati dan mengedukasi masyarakat lokal, mahasiswa turut berkontribusi dalam melestarikan ekosistem Gunung Merapi.
Penulis : Rizka Maulida
Tags : Magang Mandiri, TNGM, SDGs, SDGs poin ke-12, SDGs poin ke-15, SV, UGM