Sleman, 5 Januari 2025 – Mahasiswa Pencinta Alam Program Studi Pengelolaan Hutan, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada (MAPALGA UGM) bekerja sama dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) Ngudi Lestari mengadakan pelatihan budidaya dan pengelolaan potensi hutan rakyat di Dusun Gondang Pusung, Desa Wukirsari, Cangkringan, Kabupaten Sleman.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program PFmuda yang diselenggarakan oleh Pertamina Foundation. Program PFmuda sendiri merupakan wadah bagi anak muda Indonesia untuk berinovasi dalam menyelesaikan berbagai isu sosial di lingkungan mereka. Proyek ini termasuk dalam kategori Sociopreneur, sebuah kegiatan sosial yang telah berjalan selama lebih dari satu tahun dan berfokus pada pemberdayaan ekonomi berbasis sosial.

Pelatihan ini diinisiasi oleh MAPALGA sebagai salah satu penerima program Sociopreneur dari Pertamina Foundation, dengan dukungan dari tokoh pemuda setempat serta MAPALGA UGM. Antusiasme warga Desa Wukirsari terlihat jelas dari tingginya partisipasi mereka dalam acara ini. Para peserta mendapatkan wawasan dan ilmu dari pemateri yang diundang, dengan harapan dapat mengembangkan potensi hutan rakyat secara berkelanjutan.
Fokus utama dari program ini mencakup tiga aspek penting: mengelola lembaga untuk memperkuat sistem kelembagaan dalam pengelolaan hutan rakyat, mengelola lahan untuk meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan, serta mengelola pasar untuk memperluas jaringan hasil pertanian dan perkebunan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang peningkatan kapasitas bagi masyarakat, tetapi juga memperkuat sinergi antara akademisi, komunitas lokal, dan dunia usaha dalam mengembangkan potensi sumber daya alam berbasis masyarakat.

Pelatihan ini menghadirkan beberapa pemateri dengan keahlian di bidang masing-masing. Pak Rubani menyampaikan materi tentang budidaya kakao, Bu Susminah dan Bu Pawit menjelaskan pengelolaan tanaman aren dan proses pengolahan produk, Pak Nuzulis berbagi wawasan mengenai budidaya kopi, serta Pak Dicky yang memberikan sesi tentang pembuatan pupuk organik dari kotoran ternak. Setiap sesi berlangsung dengan penuh antusiasme, di mana warga aktif berdiskusi dan mengajukan pertanyaan kepada pemateri.

Antusiasme masyarakat semakin tinggi karena materi yang disampaikan memiliki keterkaitan langsung dengan aktivitas pertanian dan pengelolaan lahan yang mereka lakukan sehari-hari. Para pemateri juga memberikan solusi praktis agar metode yang diajarkan dapat diterapkan dengan mudah. Dalam sesi pelatihan kakao, misalnya, Pak Rubani menjelaskan teknik sederhana untuk mengatasi hama pada tanaman kakao menggunakan perangkap lalat buah dari botol bekas, kapas, dan petrogenol. Selain itu, Pak Rubani juga mempraktikkan cara sederhana melakukan fermentasi biji kakao menggunakan wadah dari kayu dan daun pisang. Teknik sederhana ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas produk dengan memanfaatkan bahan yang tersedia di lingkungan sekitar.

Ketua KTH Ngudi Lestari, Pak Surtana, menyampaikan apresiasinya terhadap pelatihan ini. “Dengan menghadirkan pemateri yang berpengalaman di bidangnya, masyarakat mendapatkan banyak ilmu baru yang menjadi dorongan semangat bagi mereka dalam mengelola lahan,” ujarnya.
Respon warga terhadap program ini sangat positif. Mereka tidak hanya antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, tetapi juga menunjukkan komitmen untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh dalam jangka panjang. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan masyarakat Dusun Gondang Pusung semakin termotivasi dalam mengoptimalkan potensi hutan rakyat, meningkatkan produktivitas lahan, serta memperluas jaringan pemasaran hasil pertanian dan perkebunan guna meningkatkan kesejahteraan.

Lebih dari sekadar peningkatan ekonomi, program ini juga menekankan keberlanjutan lingkungan. Hal ini ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 1 (Tanpa Kemiskinan), 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), serta 13 (Penanganan Perubahan Iklim). Kolaborasi antara masyarakat, pemuda, dan akademisi diharapkan menjadi kunci dalam menciptakan pengelolaan sumber daya alam yang lebih efektif, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi generasi mendatang.
Penulis: Alifio Hammam Anggana, Salsabila Setiawan